Kadang
denyut nadi anda tiba-tiba bertambah kencang tanpa alasan yang jelas.
Mungkin jantung anda berdegup kencang. Mungkin tampak berdebar atau
kelewatan satu detakan. Saat itu terjadi, mungkin Anda akan berpikir,
apakah ini normal?
Ini bisa jadi sebuah pertanyaan yang membingungkan, terutama jika Anda
tidak tahu fakta-fakta seputar detak dan irama jantung. Berikut adalah
lima mitos umum:
1: Detak jantung tak menentu berarti Anda mengalami serangan jantung.
Jika ada detak yang sesekali terasa terlewatkan, atau jantung terasa
terpacu dan melambat tanpa alasan yang jelas belakangan ini, atau
perasaan berdebar-debar menjadi cukup sering, maka sensasi-sensasi ini
mungkin mengarah ke irama jantung yang abnormal (aritmia).
Sebagian besar aritmia tidak bersifat mengancam, namun ini bukan
bermakna bahwa Anda bisa mengabaikan keberadaannya. Beberapa jenis
aritmia meningkatkan risiko stroke, gagal jantung dan kematian
tiba-tiba. Jadi adalah tindakan bijak untuk melakukan konsultasi dengan
dokter anda jika ada dirasakan detak jantung yang tidak menentu
(khususnya jika baru terjadi atau sering terjadi) – bahkan jika tidak
ada gejala-gejala yang mengganggu sekalipun. Aritmia dapat memengaruhi serambi-serambi jantung (atria) atau –
lebih buruk lagi, namun lebih jarang – bilik-bilik jantung (ventrikel).
Aritmia atrial yang paling paling sering – fibriliasi atrial –
menyebabkan jantung berdetak tidak beraturan, dan membuat kemungkinan
stroke menjadi lebih tinggi. Fibrilasi atrial seringkali menyebabkan
detak jantung yang semakin cepat, namun juga bisa menyebabkan detak
jantung melambat atau tidak berubah sama sekali. Pemeriksaan EKG dapat
membantu mendiagnosis fibrilasi atrial.
2: Nadi yang cepat berarti Anda tertekan.
Stres dapat meningkatkan denyut jantung istirahat anda, terkadang
menukik hingga melebihi 100 kali per menit, sebuah kondisi yang dikenal
dengan takikardia. Namun merokok atau mengonsumsi kafein berlebihan juga
bisa menyebabkan ini. Demikian juga halnya dengan dehidrasi, demam,
anemia, dan penyakit tiroid.Jika tidak ada penyebab yang jelas, setiap orang yang mengalami
takikardia saat beristirahat sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Bahkan detak jantung yang berada di ambang batas atas normal bisa
menandakan adanya masalah kesehatan.
Detak jantung istirahat, bisa Anda ukur melalui denyut nadi anda ketika
dalam kondisi rileks dan tidak melakukan aktivitas yang membebani tubuh
secara berlebihan sesaat sebelumnya. Frekuensi denyut nadi yang baik
adalah tidak melebihi rerata 85 kali per menit. Namun jika denyut nadi
istirahat anda melebihi 85 kali per menit tanpa ada alasan yang jelas
untuk itu, maka penyebab dari sisi kesehatan sebaiknya diselidiki.
Pada beberapa kasus takikardia melambungkan denyut jantung – hingga
melebihi 200 kali per menit – memberikan banyak gejala seperti napas
memendek (terengah-engah), nyeri dada, pusing berputar, dan pingsan.
Jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, denyut jantung istirahat yang
berkisar atau lebih tinggi dari 130 kali per menit dapat melemahkan
kemampuan pompa jantung. Perbaikan untuk pelemahan ini bisa terjadi bila
Anda mampu mendapatkan denyut jantung istirahat yang normal kembali. Di
dalam dunia medis, kondisi ini sering dicapai melalui terapi
obat-obatan atau prosedur yang memberikan kejut elektrik pada jantung.
Beberapa pasien – terutama di negara-negara maju – diberikan
penghancuran target terhadap area kecil pada jaringan jantung di mana
aritmia berasal guna membenahi kondisi pasien.
3: Detak jantung istirahat yang normal berkisar antara 60 – 100 kali per menit
Ya memang benar itu adalah rentang normal denyut jantung pada dewasa.
Namun semakin mendekati batas atas nilai normal itu berarti semakin
besar kemungkinan bagi masalah kesehatan yang serius.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bahkan pada rentang normal
sekalipun, nilai detak jantung istirahat yang tinggi dihubungkan dengan
peningkatan risiko penyakit iskemik jantung, stroke, dan kematian
jantung mendadak.Para peneliti Norwegia baru-baru ini melaporkan bahwa setiap peningkatan
10 denyutan pada detak jantung istirahat per menitnya, risiko kematian
akibat suatu serangan jantung meningkat 18% pada perempuan dan 10% pada
laki-laki. Penelitian di Jepang baru-baru ini menunjukkan denyut jantung
istirahat yang melebihi 80 kali per menit dihubungkan dengan risiko
yang lebih besar untuk menjadi kegemukan (obesitas) atau penyakit
jantung berpuluh tahun mendatang. Diabetes dan kegemukan adalah dua
faktor risiko bagi masalah jantung.
Penelitian-penelitian itu tidak membuktikan bahwa denyut jantung
istirahat yang tinggi menyebabkan serangan jantung, obesitas ataupun
diabetes. Pun demikian ini adalah sebuah pertimbangan untuk faktor
risiko.
Jadi, kira-kira berapa tinggi batasnya untuk dikatakan terlalu tinggi?
Sebenarnya tidak ada kesepakatan yang absolut mengenai nilainya, namun
sebagian besar dokter setuju bahwa detak jantung istirahat yang berada
di ambang batas tinggi tidaklah ideal.
Untuk mengukur denyut nadi anda, tekankan jari telunjuk dan jari tengah
di atas pergelangan tangan satunya lagi, tepat di bawah ibu jari. Tekan
dengan lembut sampai anda merasakan denyut anda. Hitunglah denyutan
selama satu menit penuh, atau mungkin menghitung dalam 30 detik kemudian
hasilnya dikalikan dua. Guna mendapatkan denyut jantung istirahat yang
tepat, setidaknya duduklah hening selama 10 menit sebelum mulai
memeriksa denyut nadi anda.
4: Detak jantung yang lambat berarti jantung lemah
Beberapa orang mungkin berpikir, atau barangkali bahwa mendengar jika
detak jantung istirahat mereka terlalu lambat, maka mereka sedang
menghadapi kemungkinan bahwa jantung mereka akan berhenti sama sekali.
Namun fakta, hal ini cenderung sebaliknya.
Jantung adalah kumpulan otot, sebagaimana otot-otot lainnya, ia tumbuh
menjadi kuat dengan latihan. Semakin kuat otot jantung, maka semakin
efesien ia bekerja, memerlukan lebih sedikit detakan guna memompa darah
ke seluruh tubuh. Jadi jantung dengan detak jantung istirahat di bawah
60 kali per menit (dikenal sebagai bradikardia) cenderung adalah jantung
yang kuat dan sehat. Itulah mengapa atlet yang terlatih sering kali
memiliki detak jantung istirahat antara 40 – 60 detak per menit.
Biasanya jika orang-orang memiliki detak jantung istirahat yang lambat
tanpa ada gangguan kesehatan yang bermakna, maka hal ini bukanlah
sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Namun pada manula, bradikardia (yang
bahkan tidak menunjukkan gejala) bisa jadi sebenarnya menandakan masalah
jantung. Obat-obatan tertentu seperti penyekat beta dan beberapa obat
lainnya juga dapat menyebabkan bradikardia. Kondisi ini jika tidak sehat
menimbulkan gejala-gejala seperti lelah, pusing dan pingsan.
5: Oleh karena detak jantung saya normal, maka tekanan darah saya pastilah normal.
Tidak ada hubungan yang sederhana antara detak jantung (yang diukur
melalui denyut nadi dalam denyut/detak per menit) dan tekanan darah
(yang diukur dalam milimeter air raksa).
Seseorang bisa saja memiliki detak jantung yang normal, sementara juga
memiliki tekanan darah yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, mereka yang
detak jantung yang tidak normal, bisa saja memiliki tekanan darah yang
normal. Olahraga berat secara tajam meningkatkan laju detak jantung
anda, namun mungkin hanya meningkatkan tekanan darah secukupnya saja.
Akan bagus jika Anda memiliki detak jantung dan juga tekanan darah yang normal.